Blog Hanasama
    Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • Kontribusi Ibnu Batutah Terhadap Dunia
    • Beberapa Mobil Tertua Di Dunia yang Pernah Ada
    • Kontribusi Ibnu Sina Terhadap Ilmu Pengetahuan
    • Kontribusi Al-Farabi dalam Bidang Ilmu Pengetahun
    • Kontribusi Al-Battani dalam Bidang Astronomi dan Sains
    • 11 Jenis Merek Celana Jeans Tertua di Dunia
    • 8 Contoh Teknologi Kuno Menakjubkan yang Sekarang Masih Digunakan
    • Para Ilmuwan yang Sekolah di Rumah (Homeschooling)
    • Home
    • About
    • Contact
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Terms & Conditions
    • Sitemap
    Facebook Twitter Instagram
    Blog HanasamaBlog Hanasama
    Subscribe
    Jumat, Februari 3
    • Home
    • Religi
    • Edukasi
    • Tokoh
      • Obituarium
    • Filsafat
    • Sejarah
    • Tekno
    • Hiburan
      • Film
      • Cerita
    • Piala Dunia
    Blog Hanasama
    Home»Religi

    Haji Syariat dan Haji Tarekat dalam Pandangan Syaikh Abdul Qadir Jailani

    HanasamaBy Hanasama4 Juni 2020Updated:15 Oktober 2020 Religi Tidak ada komentar3 Mins Read
    Haji tarekat
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Haji dalam pandangan Syaikh Abdul Qadir Jailani ada dua macam, yaitu haji syariat dan haji tarekat.

    Sebagaimana puasa syariat dan puasa tarekat maupun zakat syariat dan zakat tarekat, Syaikh Abdul Qadir Jailani juga menjelaskan tentang apa itu haji syariat dan haji tarekat.

    Haji syariat adalah ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Baitullah serta memenuhi seluruh syarat dan rukunnya. Ad-Dasuqi mengatakan bahwa haji secara syariat adalah wukuf di Arafah pada malam ke-10 bulan Dzulhijjah, melakukan tawaf di Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dan sa’i (berlari kecil) antara Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali, diikuti dengan aturan-aturan tertentu. Al-Husein As-Siyagi menambahkan bahwa haji bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan-perbuatan, waktu, dan tempat tertentu.

    Syarat-syarat haji yang kita ketahui adalah berihram terlebih dahulu, lalu masuk ke Mekkah, melaksanakan tawaf qudum, wukuf di Arafah, wukuf di Muzdalifah, menyembelih hewan kurban di Mina, masuk ke Masjidil Haram, tawaf di Ka’bah sebanyak tujuh putaran, minum air zamzam, shalat sunat dua rakaat di Maqam Ibrahim, kemudian bertahallul.

    Haji tarekat harus mengacu pada bekal pertama kalinya yaitu pergi kepada wali yang dapat memberikan talqin, agar wali tersebut memberikan talqin kepadanya, lalu melanggengkan lisan dengan zikir, memperhatikan makna zikir itu sendiri agar hati menjadi hidup, lalu menyibukkan diri dengan zikir batin supaya batinnya menjadi jernih, sehingga nurani muncul dengan Cahaya-cahaya Sifat, sebagaimana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk menyucikan Ka’bah.

    Jika penyucian Ka’bah secara zahir adalah untuk makhluk-makhluk yang bertawaf, maka penyucian Ka’bah secara batin adalah untuk memandang Sang Pencipta melalui asketisme penyucian hati dari segala selain-Nya, lalu berihram dengan cahaya Roh Qudusi, masuk ke dalam Ka’bah hati, tawaf qudum dengan melanggengkan Nama Kedua di dalam lisan hati. Lalu pergi ke Arafat hati, yaitu tempat bermunajat, wukuf di sana dengan melanggengkan Nama Ketiga dan Keempat di sana. Lalu pergi ke Muzdalifah relung kesadaran, menghimpun Nama Kelima dan Nama Keenam. Lalu pergi ke Mina relung kesadaran yang paling dalam, yang terletak di antara dua tempat suci, dan melakukan wukuf di tengah-tengahnya.

    Kemudian menyembelih jiwa yang tenang dengan melanggengkan Nama Ketujuh, karena ia adalah nama peniadaan diri dalam Allah dan penghapus tirai kekafiran. Selanjutnya mencukur rambut roh dari sifat-sifat kemanusiaan dengan melanggengkan Nama Kedelapan. Lalu masuk ke Masjidil Haram relung kesadaran yang paling dalam dengan melanggengkan Nama Kesembilan. Lalu beri’tikaf di permadani kedekatan dan kenyamanan bersama Allah dengan melekatkan Nama Kesepuluh. Lalu melihat keindahan Kemahamandirian abadi tanpa kayfa dan penyerupaan. Lalu tawaf tujuh putaran dengan melanggengkan Nama Kesebelas beserta Enam Nama Cabang. Lalu minum dari Tangan Kekuasaan Ilahi.

    Selanjutnya bertahallul dari hal-hal yang diharamkan Allah dengan mengganti berbagai kejelakan dengan kebaikan-kebaikan dan mengulang-ulang nama Tauhid. Kemudian membebaskan diri dari tindakan-tindakan psikologis, merasa aman dari ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tawaf wada’ dengan mengulang-ulang semua nama Allah, dan pulang ke negeri asal di alam yang suci dalam bentuk yang paling baik dengan melanggengkan Nama Kedua Belas yang berkaitan dengan Alam Keyakinan.

    Itulah proses-proses yang harus dihadapi ketika melaksanakan haji tarekat

    Haji syariat Haji tarekat Ibadah haji Syaikh Abdul Qadir Jailani
    Hanasama

    Hanya ingin berbagi ilmu dan info walaupun satu kalimat saja

    Artikel Menarik Lain

    Mengenal Macam-macam Aliran Ilmu Tafsir Al-Quran

    Pengakuan Cendekiawan Non-Muslim Terhadap Kebenaran Al-Quran

    Pengumpulan Naskah Al-Quran Pada Masa Khulafaur Rasyidin

    Sejarah Pengumpulan Al-Quran Merupakan Bukti Autentisitas Al-Quran

    Kemukjizatan Al-Quran yang Harus Anda Ketahui

    Keunikan Redaksi Al-Quran Sebagai Salah Satu Bukti Autentisitas

    Add A Comment

    Leave A Reply Cancel Reply

    Trending Posts
    • Platform web3
      Platform Web3 dan Solusi Internet Masa Depan
      24 Oktober 2022
      By Hanasama | 0 Comments
    • Kana wa akhwatuha
      Kana wa Akhwatuha dan Contoh Lengkap dalam Kalimat
      7 Januari 2021
      By Teuku Mukhlis | 0 Comments
    • Huruf athaf
      Huruf Athaf dan Contohnya dalam Kalimat
      8 Desember 2020
      By Teuku Mukhlis | 0 Comments
    • Jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah
      Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah Beserta Contohnya
      4 November 2020
      By Teuku Mukhlis | 0 Comments
    • Inna wa akhwatuha
      Inna wa Akhwatuha Beserta Contoh Lengkap dalam Kalimat
      4 Januari 2021
      By Teuku Mukhlis | 0 Comments
    • huruf jar dan contoh-contohnya
      Huruf Jar dan Contoh-contohnya Pada Kalimat
      30 November 2020
      By Teuku Mukhlis | 0 Comments
    Terbaru

    Kontribusi Ibnu Batutah Terhadap Dunia

    23 Desember 2022

    Beberapa Mobil Tertua Di Dunia yang Pernah Ada

    20 Desember 2022

    Kontribusi Ibnu Sina Terhadap Ilmu Pengetahuan

    18 Desember 2022

    Kontribusi Al-Farabi dalam Bidang Ilmu Pengetahun

    17 Desember 2022

    Kontribusi Al-Battani dalam Bidang Astronomi dan Sains

    15 Desember 2022
    Facebook Twitter Instagram Pinterest
    • Home
    • About
    • Contact
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Terms & Conditions
    • Sitemap
    © 2023 Hanasama. Designed by Hs.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    pixel