Guru-guru Imam Syafi’i tersebar di beberapa wilayah seperti di Mekkah, Madinah, Yaman, dan Irak. Beliau mempelajari ilmu tafsir, fiqih, dan hadits kepada banyak guru. Sebagaimana yang kita baca dalam biografi Imam Syafi’i, beliau merupakan seorang yang cerdas dan telah memiliki kemampuan dalam menghafal Al-Quran sejak umur 9 tahun.
Kekaguman ulama-ulama besar kepada Imam Syafi’i adalah kemampuan beliau dalam menghafal Kitab Al-Muwatha’ karangan Imam Malik pada usia 10 tahun. Imam Malik sebagai pendiri Mazhab Maliki juga termasuk dalam guru-guru Imam Syafi’i.
Imam Syafi’i tidak hanya belajar kepada satu orang guru saja. Sebagai sosok yang haus akan ilmu pengetahuan, beliau merasa apa yang telah beliau pelajari belum sempurna sehingga ada keinginan untuk terus mengembara dan menuntut ilmu.
Lalu siapa saja yang pernah menjadi guru ulama besar ini? Simaklah daftar-daftar berikut.
Guru-guru Imam Syafi’i
Di Mekkah
- Muslim bin Khalid az-Zanji
- Ismail bin Qusthantein
- Sofyan bin ‘Ujainah
- Sa’ad bin Abi Salim al-Qaddah
- Daud bin Abdurrahman al-‘Athar
- Abdulhamid bin Abdul Aziz
Di Madinah
- Imam Malik bin Anas (pembangun Mazhab Maliki)
- Ibrahim Ibnu Sa’ad al-Anshari
- Abdul Aziz bin Muhammad ad-Darurdi
- Ibrahim Ibnu Abi Yahya al-Asaami
- Muhammad bin Sa’id
- Abdullah bin Nafi
Di Yaman
- Mathraf bin Mazin
- Hisyam bin Abu Yusuf Qadli Shan’a
- Umar bin Abi Salamah (pembangun Mazhab Auza’i)
- Yahya bin Hasan (pembangun Mazhab Leits)
Di Irak
- Waki’ bin Jarrah
- Humad bin Usamah
- Ismail bin Ulyah
- Abdul Wahab bin Abdul Majid
- Muhammad bin Hasan
- Qadhi bin Yusuf
Dari daftar di atas, guru-guru Imam Syafi’i yang ada di Mekkah sebanyak 6 orang, di Madinah 6 orang, Yaman 4 orang, dan Irak 6 orang. Jadi jumlah seluruhnya adalah 22 orang. Itu jumlah guru-guru Imam Syafi’i yang berhasil terdata. Namun, di samping itu ada juga yang belum terdata.
Sebelum menjadi pembangun Mazhab Syafi’i, Imam Syafi’i telah juga mempelajari hukum-hukum Islam dari berbagai mazhab. Katakan saja Mazhab Maliki yang beliau pelajari langsung dari pembangunnya, yaitu Imam Malik.
Selain itu beliau juga mempelajari masalah hukum Islam dari Mazhab Hanafi dari Qadhi bin Yusuf dan Muhammad bin Hasan. Keduanya ini adalah murid-murid dari Imam Hanafi. Beliau juga belajar kepada Umar bin Abi Salamah pembangun Mazhab Auza’i. Dan juga Yahya bin Hasan sebagai pembangun Mazhab Leits.
Dalam dada Imam Syafi’i telah tertanam ilmu-ilmu fiqih baik dari Mekkah, Madinah, Yaman, maupun Irak sebagai fondasi beliau dalam membangun Mazhab Syafi’i.
Selain perjalanan ke empat wilayah tersebut, Imam Syafi’i juga mengembara ke Mesir, Turki, dan pernah tinggal di Palestina. Selama pengembaraan tersebut, beliau juga tekun belajar. Namun, guru-guru Imam Syafi’i di daerah tersebut tidak terdata.